Fikih

Doa Mustajab

1. Doa orang lalai —-

Musibah itu bisa sebagai ujian untuk meninggikan derajat hambaNya, atau sebagai siksa (azab), atau sebagai hukuman yang disegerakan di dunia.

Ketika tertimpa musibah, doa adalah senjata utama mukminin. Namun ketahuilah, Allah tidak akan menerima doa dari hati yang lalai.

Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah ﷺ bersabda, … Seseorang melakukan perjalanan jauh hingga rambutnya kusut dan tubuhnya penuh debu. Ia mengangkat tangan ke langit seraya berdoa, “wahai Tuhan! wahai Tuhan!” sementara makanannya haram, pakaiannya haram, dan tubuhnya diisi dengan yang haram. Bagaimana mungkin doanya dikabulkan?

(HR Muslim, Tirmidzi, Ahmad, dan Ad Darimi).

Di sini dijelaskan, bahwa doa musafir dan dengan mengangkat tangan adalah tanda mustajabnya doa. Namun tanda mustajab itu runtuh karena maksiat dan barang haram.

Maka penting untuk tahu diri sebelum berdoa, hendaknya bertaubat lebih dulu kepada Allah ﷻ.

Jangan-jangan ada maksiat yang terus kita lakukan, jangan-jangan ada riba dalam harta kita, atau ada syariat Allah yang telah kita langgar sebelumnya. Wallahu a’lam.

________

2. Doa yang cacat

Di antara cacat yang menghalangi terkabulnya doa adalah sikap tergesa-gesa dan anggapan bahwa doa lambat terkabul sehingga kecewa dan berhenti berdoa.

Ini tak ubahnya seperti orang yang menanam benih, lalu merawat dan menyiraminya, namun ketika tanaman lambat tumbuh ia meninggalkan dan membiarkannya. 

Sungguh rugi orang seperti ini. Seseorang yang berdoa tidak boleh berputus asa dari rahmat Allah ﷻ . 

Terburu-buru dalam doa bisa jadi adalah bentuk pendustaan terhadap janji Allah ﷻ, padahal Allah telah berjanji mengabulkan doa. 

Rasulullah  ﷺ bersabda :

Akan dikabulkan doa salah seorang di antara kamu selama dia tidak terburu-buru; ia mengatakan “Aku sudah berdoa, namun tidak dikabulkan bagiku”.

(HR al Bukhari, 6340 dan Muslim, 2735, dari Abu Hurairah).

Tidaklah seorang muslim memanjatkan do’a pada Allah selama tidak mengandung dosa & memutuskan silaturahmi (antar kerabat, pen) melainkan Allah akan beri padanya tiga hal: Allah akan segera mengabulkan do’anya, Allah akan menyimpannya baginya di akhirat kelak, dan Allah akan menghindarkan darinya kejelekan yang semisal.” 

Para sahabat lantas mengatakan, “Kalau begitu kami akan memperbanyak berdo’a.” 

Nabi ﷺ lantas berkata, “Allah nanti yang memperbanyak mengabulkan do’a kalian.” (HR. Ahmad 3/18, dari Abu Sa’id).

Teruslah berdoa, terutama saat sedang lapang, ini lebih Allah ﷻ sukai ketimbang baru berdoa saat sempit atau butuhnya saja. Wallahua’lam.
________

3. Bershalawatlah, kemudian berdoa kepada Allah —-.

Shalawat itu penting, apalagi dalam doa. Bahkan jika tidak bershalawat atas Nabi ﷺ doanya bisa terhalang. 

Nabi ﷺ bersabda : “Semua doa terhalang, sehingga diucapkan shalawat atas Nabi.

(HR ad Dailami dalam Musnad al Firdaus, III/4791 dari ‘Ali. Shahih al Jaami’, 4523)

Allah berfirman,

“Sesungguhnya Allah dan Malaikat2Nya bershalawat untuk Nabi. Wahai orang2 yang beriman, bershalawatlah kalian untuk Nabi & ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.”

[QS. Al-Ahzaab: 56]

Namun sebagian orang salah kaprah sehingga meminta hajat justru kepada Rasulullah ﷺ. Maka kita perlu hati-hati jangan sampai ada benih syirik dalam hati kita. Karena hanya kepada Allah tempat meminta.

Berkata Nabi ﷺ :

لاَ تُطْرُوْنِي كَمَا أَطْرَتِ النَّصَارَى ابْنَ مَرْيَمَ، فَإِنَّمَا أَنَا عَبْدُهُ، فَقُوْلُوْا عَبْدُ اللهِ وَرَسُوْلُهُ

Janganlah kalian berlebihan dalam memujiku, sebagaimana Nasrani telah berlebihan memuji ‘Isa putera Maryam. Aku hanyalah hambaNya, maka katakanlah, ‘‘Abdullaah wa Rasuuluhu (hamba Allah & RasulNya).’” (HR. Bukhari-Muslim)

Hadits ini melarang kaum muslimin untuk berbuat ithra’ kepada Nabi ﷺ, melewati batas ketika memuji, melewati batas kewajaran. Kalaulah melampaui batas saja Rasulullah ﷺ melarang, apatah lagi meminta-minta dan berharap Rasulullah mengabulkan doa kita?

Adapun dalam berdoa, ada beberapa adab yang harus diperhatikan agar mustajab. Seperti menengadahkan telapak tangan, memulai dengan hamdalah dan pujian kepada Allah kemudian bershalawat atas Nabi, bersungguh-sungguh dalam meminta, Berdoa dengan kata-kata singkat & padat serta doa yang ma’tsur, Bertawasul dengan nama dan sifat Allah, mencari waktu mustajab, serta memperbanyak doa pada saat lapang. Wallahu a’lam.

جزاكم الله خيرا وبارك الله فيكم لما يحبه ويرضاه

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *