Tazkiyah

Hidayah Dan Penyesalan

Orang yang jauh dari hidayah, Allah jadikan dadanya sempit, hidupnya susah, tidak tenang, selalu merasa terganggu.

Nikmat dunia dalam genggamannya, namun tidak bahagia seperti orang mukmin.

Namun ketika dia mulai mau menjauhi dunianya, mulai shalat, ke masjid, belajar, mengaji, dst maka perlahan dia raih ketenangan yang tidak ada duanya. Itulah gambaran hidayah.

Barang siapa dikehendaki Allah akan mendapat hidayah (petunjuk), Dia akan membukakan dadanya untuk (menerima) Islam. Dan barang siapa dikehendaki-Nya menjadi sesat, Dia jadikan dadanya sempit dan sesak, seakan-akan dia (sedang) mendaki ke langit. Demikianlah Allah menimpakan siksa kepada orang-orang yang tidak beriman.

(QS. Al An’am 125)

Di akhirat nanti, ada 3 penyesalan. Orang kafir menyesal karena kekafirannya, orang dzalim menyesal karena kedzalimannya, dan orang shalih menyesal karena sedikitnya bekal amal. Mari cek QS Al-An‘am : 31.

قَدْ خَسِرَ الَّذِيْنَ كَذَّبُوْا بِلِقَاۤءِ اللّٰهِ ۗحَتّٰٓى اِذَا جَاۤءَتْهُمُ السَّاعَةُ بَغْتَةً قَالُوْا يٰحَسْرَتَنَا عَلٰى مَا فَرَّطْنَا فِيْهَاۙ وَهُمْ يَحْمِلُوْنَ اَوْزَارَهُمْ عَلٰى ظُهُوْرِهِمْۗ اَلَا سَاۤءَ مَا يَزِرُوْنَ

Sungguh rugi orang-orang yang mendustakan pertemuan dengan Allah; sehingga apabila Kiamat datang kepada mereka secara tiba-tiba, mereka berkata, “Alangkah besarnya penyesalan kami terhadap kelalaian kami tentang Kiamat itu,” sambil mereka memikul dosa-dosa di atas punggungnya. Alangkah buruknya apa yang mereka pikul itu. (QS Al An’am : 31)

Maka agar tidak menyesal, jangan sedikitpun lalai ketika Allah beri ‘kode’ hidayah bagi kita. Jangan sepelekan ‘kode’ hidayah Allah pada setiap kejadian yang menimpa kita. Bisa dari musibah, atau murattal, iklan youtube, status fb, story ig teman, kejadian di jalan, dsb.

Hidayah itu harus diraih, pahala itu dikejar, ridha Allah itu digapai. Semua harus dengan usaha, tidak bisa hanya diam menunggu.

Sebagaimana diriwayatkan dari Abu Hurairah, Rasulullah ﷺ bersabda;

مَنْ خَافَ أَدْلَجَ وَمَنْ أَدْلَجَ بَلَغَ الْمَنْزِلَ أَلَا إِنَّ سِلْعَةَ اللَّهِ غَالِيَةٌ أَلَا إِنَّ سِلْعَةَ اللَّهِ الْجَنَّةُ.

“Barangsiapa yang takut, (maka) ia harus berangkat pagi. Dan barangsiapa yang berangkat pagi, (maka) ia akan segera sampai tujuan. Ingatlah bahwa dagangan Allah itu mahal, ingatlah bahwa dagangan Allah adalah Surga.”

( HR. Tirmidzi : 2450. Hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam Shahihul Jami’ : 6222)

Nanti di hari kiamat, mereka baru sadar bahwa ternyata di dunia sangat sebentar. Lihat QS An Naziat : 46 dan QS Yunus : 45.

كَاَنَّهُمْ يَوْمَ يَرَوْنَهَا لَمْ يَلْبَثُوْٓا اِلَّا عَشِيَّةً اَوْ ضُحٰىهَا

Pada hari ketika mereka melihat hari Kiamat itu (karena suasananya hebat), mereka merasa seakan-akan hanya (sebentar saja) tinggal (di dunia) pada waktu sore atau pagi hari. (QS An Naziat : 46)

Sekarang saja, ketika ingat masa kecil kita seperti waktu yang cepat berlalu, bukan?! Apalagi nanti.

وَيَوْمَ يَحْشُرُهُمْ كَاَنْ لَّمْ يَلْبَثُوْٓا اِلَّا سَاعَةً مِّنَ النَّهَارِ يَتَعَارَفُوْنَ بَيْنَهُمْۗ قَدْ خَسِرَ الَّذِيْنَ كَذَّبُوْا بِلِقَاۤءِ اللّٰهِ وَمَا كَانُوْا مُهْتَدِيْنَ

Dan (ingatlah) pada hari (ketika) Allah mengumpulkan mereka, (mereka merasa) seakan-akan tidak pernah berdiam (di dunia) kecuali sesaat saja pada siang hari, (pada waktu) mereka saling berkenalan. Sungguh rugi orang yang mendustakan pertemuan mereka dengan Allah dan mereka tidak mendapat petunjuk.

(QS Yunus : 45)


Dan seperti difirmankan Allah dalam QS Al-Ma’arij : 11-14 bahwa saking sakitnya siksa neraka mereka mau menebusnya dengan anak istri dan seluruh kesenangan dunianya.

يُبَصَّرُوْنَهُمْۗ يَوَدُّ الْمُجْرِمُ لَوْ يَفْتَدِيْ مِنْ عَذَابِ يَوْمِىِٕذٍۢ بِبَنِيْهِۙ
sedang mereka saling melihat. Pada hari itu, orang yang berdosa ingin sekiranya dia dapat menebus (dirinya) dari azab dengan anak-anaknya,


وَصَاحِبَتِهٖ وَاَخِيْهِۙ

dan istrinya dan saudaranya,

وَفَصِيْلَتِهِ الَّتِيْ تُـْٔوِيْهِۙ

dan keluarga yang melindunginya (di dunia),

وَمَنْ فِى الْاَرْضِ جَمِيْعًاۙ ثُمَّ يُنْجِيْهِۙ

dan orang-orang di bumi seluruhnya, kemudian mengharapkan (tebusan) itu dapat menyelamatkannya.

(QS Al Maarij : 11-14)


Coba kita bayangkan, sakit paling ringan di dunia itu sakit digigit semut. Nah, bagaimana kalau semutnya seribu, dan gigitannya tidak bisa berhenti?. 

Sedangkan siksa neraka tidak ada yang seringan digigit semut. Yang paling ringan adalah seseorang yang memakai 2 sandal neraka dengan 2 tali. Kemudian otaknya mendidih seperti mendidihnya air di kuali. Dan orang itu merasa tidak ada orang lain yang siksanya lebih pedih dari siksaannya, padahal paling ringan. (Lihat HR Muslim no.213).

Mari renungkan bahwa hidayah dan nikmat iman adalah hadiah dari Allah yang patut kita syukuri.

Mari renungkan bahwa hidayah dan nikmat iman berada dalam genggaman takdir Allah.

Maka hidayah dan nikmat iman itu harus senantiasa dicari, dikejar, dan senantiasa dimintakan kepada Allah dalam selipan doa kita setiap hari.

رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوْبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ.

“(Wahai) Rabb kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan, sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami. Dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi-Mu, karena sesungguhnya Engkau-lah Maha Pemberi (karunia).” (QS. Ali ‘Imran : 8)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *