Aqidah

Kekhawatiran Para Salaf Terhadap Riya’

Kita tahu bahwa generasi terbaik adalah generasi para sahabat, kemudian setelahnya, kemudian setelahnya. Maka tentu ibadah mereka begitu istimewa sehingga dikatakan generasi terbaik.

Ulama salaf mendefinisikan riya sebagai jebakan hati untuk mencari ridha & pujian, kepada selain Allah. 

Saking berbahayanya, riya’ disebutkan sebagai syirik khafiy (tersembunyi). Sebagaimana hadits riwayat ibnu majah dan baihaqi dari Abu Sa’id al Khudriy ketika sedang berbincang tentang Al Masih Dajjal.

Saking berbahayanya pula, Rasulullah tetap takut riya’ menjangkiti Abu Bakar, Umar, para sahabat terdahulu yang tauhid dan imannya sudah begitu tingginya. Maka siapa lagi yang bisa merasa aman setelah mereka?

إِنَّ أَخْوَفَ مَا أَخَافُ عَلَيْكُمْ الشِّرْكُ الأَصْغَرُ. قالوا يا رسول الله: وما الشرك الأصغر؟ قال:  الرِّيَاءُ يقُوْلُ اللهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِذَا جَزَى النَّاسَبِأَعْمَالِهِمْ : اذْهَبُوْا إِلَى الَّذِينَ كُنْتُمْ تُرَاؤُوْنَ فِيْ الدُّنْيَا ، فَانْظُرُوْا هَلْ تَجِدُوْنَ عِنْدَهُمْ جَزاَءً”.

(HR Ahmad)

Sesuatu yang paling aku takutkan menimpa kalian adalah syirik asghar”. Lalu beliau ditanya tentang (maksud) hal tersebut (syirik asghar),  maka beliau menjawab “Riya’”. Allah akan mengatakan kepada mereka pada hari Kiamat tatkala memberikan balasan atas amal-amal manusia “Pergilah kepada orang-orang yang kalian berbuat riya’ kepada mereka di dunia. Apakah kalian akan mendapat balasan dari sisi mereka?”.

(HR Ahmad)

Saking takutnya, Mu’awiyah bin Sufyan radhiyallahu ‘anhu langsung jatuh pingsan ketika hadist ini sampai kepada beliau.

Sufyan Ats Tsauri rahimahullah pun pernah berkata, “Tidaklah ada sesuatu yang lebih sulit untuk aku perbaiki melainkan niatku”.

Sebagian sahabat lain memiliki kebiasaan tahajud kemudian tidur sebentar sampai shubuh. Begitu bangun mereka mengatakan begitu enaknya tidur semalam seakan-akan mereka tidur lama. Sebagai gambaran takutnya tahajud mereka diketahui orang.

Diriwayatkan dari Bakar Bin Maiz, ‘ Ar Rabi’e tidak pernah terlihat sholat sunnah di masjid masyarakat kampungnya, kecuali sekali seumur hidupnya lantaran takut terhadap riya.’ Sebagian lagi pernah meriwayatkan bahwa jika seseorang datang, sementara beliau tengah membaca alqur’an, beliau segera menutupi mushafnya dengan bajunya.

‘Aun Bin Umarah berkata, aku pernah mendengar Hisyam Ad Dastuwai menyatakan, “demi Allah aku tidak berani menyatakan sama sekali bahwa suatu hari aku pernah pergi mencari hadist karena Allah”.

Zainal abidin atau Ali bin Husain, diriwayatkan dari Abu Hamzah bahwa dahulu beliau biasa memanggul karung makanan setiap malam untuk disedekahkan, dan tidak ada yang tahu sampai beliau meninggal, itupun karena terlihat bekas menghitam di punggungnya.

Begitulah ketakutan mereka terhadap riya’ yang wujudnya seperti semut hitam di atas batu hitam di malam yang gelap.

Sebagai pengingat diri, semoga kita bisa dilindungi dari celakanya riya’.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *