Kita Termasuk Yang Mana?

Salah satu tanda amalan ramadhan kita diterima adalah ketika kurva indikator ketaqwaan tetap menanjak pasca ramadhan. Ibadah kontinyu dijalankan. Maka beruntunglah orang yang begini.

Dalam tafsir ibnu katsir, beliau ketika membahas tafsir surat Al-Lail berkata, 

مِنْ ثَوَابِ الحَسَنَةِ الحَسَنَةُ بَعْدَهَا، وَمِنْ جَزَاءِ السَّيِّئَةِ السَّيِّئَةُ بَعْدَهَا

“Di antara balasan kebaikan adalah kebaikan selanjutnya dan di antara balasan kejelekan adalah kejelekan selanjutnya.”

Bahwasannya ramadhan ini sebenarnya proses diklat, dan indikasi keberhasilan aslinya ada pada masa setelah ramadhan.

Dalam Lathaiful maarifnya ibnu rajab, Imam Bisyr bin al-Harits al-Hafi pernah ditanya tentang orang yang (hanya) rajin dan ibadah saat Ramadhan, jawabnya: “Mereka sangat buruk, mereka tidak mengenal hak Allah kecuali hanya Ramadhan, shalihin adalah orang yang rajin dan sungguh-sungguh beribadah dalam 1 tahun penuh”.

Maka celakalah orang yang tidak diampuni Allah Ramadhan ini, sehingga kemudian proses diklat ramadhan tidak berbekas sama sekali setelahnya.

Sebagaimana doa malaikat jibril ‘alaihissalam yang diaminkan Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam: “Celakalah seorang hamba yang mendapati bulan Ramadhan kemudian Ramadhan berlalu dalam keadaan dosa-dosanya belum diampuni (oleh Allah Ta’ala )”. 

(HR Ahmad (2/254), HR Bukhari fil Adabul mufrad” (no. 644), Ibnu Hibban (no. 907) dan al-Hakim (4/170), Ibnu Hibban/al Hakim/adz Dzahabi/al Albani : shahih.

Maka ingatlah ketika kita ditakdirkan untuk surga, maka Allah akan jadikan kita beramal dengan amalan penduduk surga hingga dimatikan dengan amalan itu. dan jika kita ditakdirkan untuk neraka maka Allah akan jadikan kita beramal dengan amalan penduduk neraka hingga dimatikan dengan amalan itu. Mari cek kembali hadist riwayat Abu Daud no. 4703 & riwayat Ahmad 1:158 yang syaikh Al-Albani menshahihkannya ini.

Mari hitung-hitung diri. Celaka/beruntung, kita termasuk yang mana?