Ramadhan yang Dirindukan
Adalah nikmat yang luar biasa bagi kita, Allah menjadikan waktu spesial penuh berkah, berjumpa dengan bulan Ramadhan.
Maka selayaknya seorang muslim merasakan dan menjiwai nikmat tersebut.
Banyak yang ditakdirkan terhalang nikmat ini, ada yang sudah habis umurnya, atau sakit, ataupun karena mereka sesat dan masa bodoh.
Maka banyaklah bersyukur kepada Allah. Karena banyak orang tidak mengerti kemuliaan bulan suci ini. Hanya fokus dengan makanan, baju lebaran, euforianya, dst.
Sebagian yang lain ada yang hanya begadang kemudian pada siang harinya dipenuhi dengan mimpi-mimpi. Shalat seadanya, tenggelam dengan dunia, dst.
Para salaf sangat merasakan keagungan bulan suci ini, sehingga kehadirannya selalu dinanti.
Mu’alla bin Al Fadhl dalam wadzaif ramadhan berkata,”Mereka (para salaf) berdoa kepada Allah selama enam bulan agar Allah mempertemukan mereka dengan bulan Ramadhan … .”
Kita? Adakah di antara kita yang berdoa berjumpa dengan bulan Ramadhan? Jangankan enam bulan, lepas ramadhan malah justru banyak yang lega.
Ramadhan akan segera pergi, kita tidak tahu apakah masih bisa bertemu lagi, atau justru ini yang terakhir?
Padahal perjalanan sesungguhnya tidak lama lagi, perjalanan yang sangat panjang, sementara bekal kita masih sangat sedikit.