Tazkiyah

Skala Prioritas

Pernah suatu ketika dalam sebuah mulazamah seorang syekh ahli ilmu Madinah, diminta nasihatnya agar mudah menghafal Quran.

Maka jawabnya, seharusnya kita bisa mengamalkan hadist من حسنى إسلام المرء تركح ما لا يعنيح yang pernah kita bahas pada bahasan sebelumnya.

“Di antara kebaikan Islam seseorang adalah meninggalkan hal yang tidak bermanfaat”.

Ibarat sebuah storage pada hardisk atau icloud yang mulai penuh, sebelum memasukkan data yang lebih penting, maka kita harus menghapus file-file yang dianggap lebih tidak penting.

Dalam sebuah jamuan makan di Madinah juga, seorang syekh pernah ditanya bagaimana metode beliau mempertahankan hapalan Qurannya. Maka jawab beliau, murajaah setiap hari 7 juz.

Itulah skala prioritas.

Sekarang coba evaluasi, pada pemakaian ponsel dulu. Cek di bagian setting, laporan penggunaan baterai. Facebook berapa jam? Instagram berapa jam? Twitter? Safari/chrome? Game? Quran? Kitab-kitab?

Maka alih-alih hapal 30 juz, juz 30 saja susah kalau ternyata murajaah instagram jauh lebih lama daripada murajaah surat.

Bagaimana bisa hapal 1000 hadist dengan sanad matan atau khatam ratusan kitab kalau ternyata setiap hari hanya sibuk dengan berita yang tidak bermanfaat untuk dunia apalagi akhirat kita.

Sebagian orang sibuk dengan berita tidak manfaat, sampai tidak sadar dia sedang ditenggelamkan oleh berita yang bukan urusannya, dengan komentar junipernya (julid, nyinyir, baper) di sana-sini padahal bukan kompetensinya.

Itulah skala prioritas. Kemampuan kita terbatas, apalagi waktu kita, sangat terbatas. 

Umur di dunia hanya sebentar. Maka seharusnya kita tahu dan bisa memilah serta mengambil apa yang kita butuhkan saja, untuk manfaat dunia terlebih lagi manfaat akhirat.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *