Banyak Pasar Tanda Kiamat
Tentu kita tahu bahwa banyak pasar, satu dari sekian banyak tanda kiamat. Dalam hadits
لا تقوم الساعة حتّى تظهر الفتن، ويكثر الكذب، وتتقارب الأسواق
Tak akan terjadi kiamat sampai muncul banyak fitnah, banyak kebohongan, dan pasar menjadi berdekatan (HR Ahmad 10724, shahih).
Para ulama memaknai ‘pasar menjadi berdekatan’ ini dengan tiga pendekatan. Pertama, berdekatan tempat sehingga jarak antar pasar berdekatan. Kedua, berdekatan waktu sehingga setiap hari ada pasar. Ketiga, cepatnya informasi, transaksi, distribusi dan pengiriman barang.
Dunia itu racun, banyak yang durhaka kepada Allah karena dunia. Kita lihat downtown Dubai, Marina Bay, Istiqlal street, Ginza, Plaza Tunjungan, belahan dunia manapun yang iconic selalu pasar. Sehingga wajar pasar menjadi sebab orang lupa berdzikir.
Maka secara asal Allah melaknat dunia, kecuali bagian yang mendatangkan ketaatan kepadaNya.
أحبّ البلاد إلى الله مساجدها و أبغض البلاد إلى الله أسواقها
Tempat yang paling dicintai Allah adalah masjid dan tempat yang dibenci Allah adalah pasar (HR. Muslim 1560).
Namun bukan berarti mukmin tidak boleh ke pasar. Justru ketika orang shalih pergi ke pasar mereka akan memberikan dampak positif.
Dulu Ibnu Umar pernah datang ke pasar hanya untuk menebar salam, dalam riwayat Ibnu Abi Syaibah 26260. Para shahabat juga pergi ke pasar untuk bertakbir di awal Dzulhijjah.
Ibnu Mas’ud jika masuk pasar dan melewati pandai besi yang berkutat dengan kobaran api, beliau menangis karena ingat neraka. Thawus bin Kaisan setiap melewati penjual daging bakar yang memanggang kepala kambing selalu teringat neraka hingga tak bisa tidur malam harinya.
Maka dari sini, disyariatkan ketika masuk pasar membaca,
لا إِلَه إِلَّا اللَّه وَحْده لا شَرِيك لَهُ، لَهُ الْمُلْك وَلَهُ الْحَمْد وَهُوَ عَلَى كُلّ شَيْء قَدِير
Tiada sembahan yang benar kecuali Allah semata dan tiada sekutu bagiNya, milikNyalah segala kekuasaan dan pujian, dan Dia maha kuasa atas segala sesuatu.
(HR Tirmidzi 3428 & 3429, Ibnu Majah 2235).
Dzikir ini sangat ringan, namun berat di timbangan. Karena dibaca di pasar, yang umumnya manusia lupa Allah. Ibnu Rajab dalam Lathaiful Maarif pernah menyebutkan keutamaan berdzikir di tengah kelalaian manusia.
Pertama, dzikir ini akan lebih rahasia. Sementara amalan sunnah yang lebih rahasia nilainya lebih besar.
Kedua, lebih berat dilakukan. Karena umumnya manusia mengikuti apa yang dilakukan khalayak ramai. Maka semakin berat dilakukan semakin besar pula potensi pahalanya.
Ketiga, berdzikir di tengah kelalaian masyarakat menjadi sebab Allah tidak menurunkan adzab kepada mereka.
قال بعض الساف : ذاكر الله في الغافلين كمثل الذي يحمي
الفئة المنهزمة ولولا من يذكر الله في غفلة الناس لهلك النس
Sebagian ulama salaf berkata : berdzikir mengingat Allah di tengah orang lupa Allah ibarat orang yang melindungi sekelompok masyarakat lemah. Andaikan bukan karena keberadaan orang yang berdzikir di tengah kelalaian manusia, maka merekaakan binasa.
Jadi, di antara sikap ideal bagi mukmin ketika di pasar, selain bermuamalah juga harus mendulang pahala lainnya. Seperti berdzikir, menebar senyum dan salam, dakwah, dan sebagainya.
Bahkan dulu orang yang bertemu Ibnu Sirin di pasar, mereka akan langsung ingat Allah. Diceritakan Abu Awanah dalam Siyar A’lam Nubala’,
رأيت محمد بن سيرين في السوق، فما رآه أحد إلا ذكر الله
Saya pernah bertemu Muhammad bin Sirin di pasar, maka tidak ada satupun orang yang melihat beliau kecuali mereka langsung berdzikir kepada Allah.