Fikih,  Tazkiyah

Mentadabburi Doa Iftitah Dalam Shalat

Doa iftitah atau istiftah, artinya doa pembuka. Karena doa ini di antara takbiratul ihram dan ta’awudz sebelum Al Fatihah dalam shalat. 

Ulama berbeda pendapat mengenai hukum membaca doa istiftah, yang rajih yaitu pendapat jumhur ulama yang mengatakan sunnah dalam setiap shalat kecuali shalat jenazah.

Diantaranya dalilnya, hadist dari Abu Hurairah:

كان رسول الله صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إذا كبَّر في الصلاة؛ سكتَ هُنَيَّة

 قبل أن يقرأ. فقلت: يا رسول الله! بأبي أنت وأمي؛ أرأيت 

سكوتك بينالتكبير والقراءة؛ ما تقول؟ قال: ” أقول: … ” فذكره

“Biasanya Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam setelah bertakbir ketika shalat, ia diam sejenak sebelum membaca ayat. Maka aku pun bertanya kepada beliau, wahai Rasulullah, kutebus engkau dengan ayah dan ibuku, aku melihatmu berdiam antara takbir dan bacaan ayat. Apa yang engkau baca ketika itu adalah:… (beliau menyebutkan doa istiftah)” (Muttafaqun ‘alaih).

Imam An Nawawi dalam Al Adzkar berkata: “Ketahuilah bahwa semua doa-doa ini (istiftah) hukumnya mustahabbah (sunnah) dalam shalat wajib maupun sunnah”.

Ada banyak redaksi doa iftitah, alangkah baiknya jika kita menghafal, memahami dan mentadabburi beberapa redaksi agar bisa diaplikasikan secara bergantian dan ini akan memudahkan kita menambah kekhusyu’an dalam shalat.

Disarikan dari Syaikh Nasiruddin Syaikh Muhammad Nashiruddin Al Albani rahimahullah dalam Sifatu Shalatin Nabi, ada 12 jenis doa istiftah yang shahih, selengkapnya lihat di https://fahmiakbar.com/2020/11/04/macam-doa-istiftah/ . Namun kali ini kami bahas beberapa saja.

Istiftah pertama,

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ تَبَارَكَ اسْمُكَ وَتَعَالَى جَدُّكَ وَلَا إِلَهَ غَيْرُكَ

“Maha suci Engkau, ya Allah. Ku sucikan nama-Mu dengan memuji-Mu. Nama-Mu penuh berkah. Maha tinggi Engkau. Tidak ilah yang berhak disembah selain Engkau”.

(HR.Abu Daud 1/124, An Nasa-i, 1/143, At Tirmidzi 2/9-10, Ad Darimi 1/282, Ibnu Maajah 1/268. Dari sahabat Abu Sa’id Al Khudri, dihasankan oleh Al Albani dalam Sifatu Shalatin Nabi).

Doa ini juga diriwayatkan sahabat lain secara marfu’, dari ‘Aisyah, Anas bin Malik dan Jabir  Radhiallahu’anhum. Bahkan Imam Muslim membawakan riwayat :

أن عمر بن الخطاب كان يجهر بهؤلاء الكلمات يقول :

 سبحانك اللهم وبحمدك . تبارك اسمك وتعالى جدك . ولا إله غيرك

“Umar bin Khattab pernah menjahrkan doa ini (ketika shalat) : (lalu menyebut doa di atas)”

(HR. Muslim no.399).

Saat seorang hamba mengucapkan سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ, berarti dia telah mensucikan Allah dari segala aib dan kekurangan. Maka berarti dia telah keluar dari kelalaian yang menjadi dinding penghalang antara seorang hamba dengan Rabbnya.

Salam penghormatan dan pujian juga dia haturkan. Itulah penghormatan seorang hamba ketika hendak berbicara kepada Sang Maha Raja, sebagai pengantar permohonan hajatnya.

Pujian ini mengandung adab ubudiyyah yang membantu kita menghadapkan diri kepadaNya, meraih keridhaanNya, dan menjadi sebab terkabulnya segala permohonan dan hajatnya.

Istiftah kedua,

اللَّهُمَّ بَاعِدْ بَيْنِي وَبَيْنَ خَطَايَايَ، كَمَا بَاعَدْتَ بَيْنَ المَشْرِقِ وَالمَغْرِبِ، 

اللَّهُمَّ نَقِّنِي مِنَ الخَطَايَا كَمَا يُنَقَّى الثَّوْبُ الأَبْيَضُ مِنَ الدَّنَسِ،

 اللَّهُمَّ اغْسِلْخَطَايَايَ بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالبَرَدِ

“Ya Allah, jauhkanlah antara aku dan kesalahanku sebagaimana Engkau telah menjauhkan antara timur dan barat. Ya Allah, sucikanlah kesalahanku sebagaimana pakaian yang putih disucikan dari kotoran. Ya Allah, cucilah kesalahanku dengan air, salju, dan air dingin” (HR.Bukhari 2/182, Muslim 2/98).

Ibnu Hajar berkata dalam Fathul Baari bahwa doa ini yang paling shahih dan biasa dibaca Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam dalam shalat fardhu.

Kalimat اللَّهُمَّ بَاعِدْ بَيْنِي وَبَيْنَ خَطَايَاي, terdapat dua makna. Pertama, jauhkan aku dengan hukuman karena dosa-dosaku. Kedua, halangi aku agar tidak terjerumus ke dalam dosa atau mendekatinya.

As Shan’ni mengatakan, maksudnya jauhkan antara diriku dengan balasan akan dosaku. Bisa juga dimaknai, halangi antara aku dengan sumber dosa dengan kelembutanMu sehingga aku tidak mendekatinya.

Kalimat كَمَا بَاعَدْتَ بَيْنَ المَشْرِقِ وَالمَغْرِبِ, maksudnya dijauhkan sejauh-jauhnya sehingga tidak meninggalkan peluang bertemu, sebagaimana timur dan barat tidak bertemu.

Kalimat اللَّهُمَّ نَقِّنِي مِنَ الخَطَايَا كَمَا يُنَقَّى الثَّوْبُ الأَبْيَضُ مِنَ الدَّنَسِ, naqqinii artinya memisahkan antara baik dan buruk, sehingga terpisah antara kita dan dosa kita tanpa mengurangi kebaikan kita. Kemudian dikatakan “sebagaimana pakaian putih dibersihkan dari noda”, karena noda di pakaian putih sangat nampak sehingga lebih jelas ketika dibersihkan.

Kalimat اللَّهُمَّ اغْسِلْ خَطَايَايَ بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالبَرَدِ, berdasarkan perkataan Ibnu Hajar dalam Fathul Bari, Nabi menjadikan dosa sebagaimana api, karena dosa mengantarkan kepada api neraka. Dan cara memadamkan panasnya dengan dicuci, agar kebih cepat padamnya, ditambah pula dengan menggunakan yang paling dingin, yaitu salju.

Maka dalam doa ini kita memohon kepada Allah penyucian dosa tiga kali, yaitu supaya dijauhkan, dibersihkan, dan dicuci. Dan bisa jadi, tiga bentuk doa ini adalah isyarat terkait waktu penyucian dosa, yaitu dijauhkan dari dosa di masa mendatang, dibersihkan untuk dosa sekarang, dan dicuci dari dosa masa silam. Wallahu a’lam.

Istiftah ketiga,

اللهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيرًا، وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيلًا

“Allah Maha Besar dengan segala kebesaran, segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak, Maha Suci Allah, baik waktu pagi dan petang” (HR. Muslim 2/99).

Hadits ini diriwayatkan oleh Ibnu Umar Radhiallahu’anhu, ia berkata:

بينما نحن نصلي مع رسول الله صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ؛ إذ قال رجل 

من القوم: … فذكره. فقال رسول الله صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: ” عجبت 

لها! فتحت لها أبواب السماء “. قال ابن عمر: فما تركتهن منذ

 سمعت رسول الله صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يقول ذلك

“Ketika kami shalat bersama Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam, ada seorang lelaki yang berdoa istiftah: (lalu disebutkan doa tadi). Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam lalu bersabda: ‘Aku heran, dibukakan baginya pintu-pintu langit‘. Ibnu Umar pun berkata:’Aku tidak pernah meninggalkan doa ini sejak beliau berkata demikian’”.

Bayangkan jika kita membaca doa ini, ternyata pintu langit dibuka dalam rangka menyambut naiknya doa ini.

Kalimat اللهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا, kata kabiraa itu manshub (sebagian objek), sehingga jika dibaca lengkap : ‘aku bertakbir dengan mengagungkan zat yang Maha Besar.

Kalimat وَالْحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيرًا, terdaoat hadits yang menyebutkan bahwa “ada orang yang berucap alhamdulillah katsiraa’ hingga malaikat tidak sanggup untuk mencatatnya. Lalu dia menghadap Allah dan Allah berfirman, “Catat seperti yang diucapkan hambaKi dengan jumlah banyak”. Ini ternukil dari hadits Thabrani, dishahihkan Al Albani dalam Silsilah As Shahihah 3452.

Kalimat وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيلًا, kata subhanallah digabungkan dengan kata ‘baik dibwaktu pagi dan sore’, karena setiap orang melihat kekurangannya dalam tentang waktu pagi sampai sore, sedangkan Allah disucikan dari semua kekurangan tersebut.

Demikian sebagian bahasan tentang doa istiftah. Sementara adab membacanya menurut Imam Nawawi dalam Al adzkar,

Pertama, disunnahkan menggabung beberapa doa istiftah, dalam shalat sendirian. Atau bagi imam, bila diizinkan makmum.

Kedua, jika masbuk, tetap membaca istiftah. Kecuali jika sudah akan segera ruku’, dan khawatir tidak sempat membaca Al Fatihah. Karena istiftah sunnah sedangkan Al Fatihah wajib / rukun shalat.

Ketiga, jika mendapati imam rukuk, atau duduk di antara dua sujud atau sujud, maka makmum mengikuti imam. Tidak perlu istiftah. Keempat, menurut An Nawawi, dalam shalat jenazah tidak perlu membaca istiftah. Namun ini ikhtilaf.

Kelima, membaca doa istiftah itu hukumnya sunnah. Jika meninggalkannya, tidak perlu sujud sahwi. Keenam, yang sesuai sunnah, doa istiftah dibaca dengan sirr (lirih). Jika jahr (keras) makruh, namun tidak membatalkan shalat.

Semoga menambah ilmu dan iman kita. Wallahu a’lam.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *