Bisnis

Cloud kitchen, antara Mometum dan Sustainability

Bisnis model cloud atau ghost kitchen secara umum terbagi menjadi tiga, model pop up kitchen, model commissary atau dapur bersama, dan model kitchen pods.

Yang sering muncul adalah model commissary, satu tempat dengan banyak merk dan merchant. Terhitung jari tiga kali kami mengunjungi ‘dapur pacu’nya. Pertama, sekitar tahun 2015 ketika di singapura jadi tukang kirim barang di airfrov. Hanya saja teknisnya sedikit berbeda dari sekarang dan bukan hanya makanan.

Model bisnis seperti ini sempat menular ke Indonesia sebentar, menjelma jadi groupon, dealjava, dan lain-lain, namun tak lama.

Kedua, di dekat masjid Nurul Iman blok M dua tahun lalu, turun mrt ada ruangan kecil disekat seperti loket, di depannya berjejer orang berjaket hijau menunggu pesanan, sebagian lainnya sibuk menelepon pelanggannya. Inilah cloud kitchen yang kekinian.

Ketiga, kemarin ketika jajan sore di ruko dekat rumah yang di Surabaya, di meja receptionist berjajar mini banner dengan barcode masing-masing merk, camilan, makanan, minuman, semua ada dengan merknya masing-masing. 

Maka ini tidak lepas karena tiga megashift di industri ini yaitu : resto going outdoor, the fall of dine in, emergence of frozen food. 

Maka di antara tantangan model bisnis seperti ini bukan lagi soal kepuasan pelanggan yang polanya sederhana, melainkan juga soal visibilitas bisnis yang sangat dinamis, membangun loyalitas pelanggan yang tidak bersentuhan langsung, soal pihak ketiga /aplikasi pengiriman, ditambah regulasi karet yang memunculkan kasus janggal yang dialami sebagian teman-teman ukm.

Bisnis masa kini memang tidak selalu soal sustainability, dan lebih sering bergesekan dengan momentum. Maka terkadang kita harus memutar knob ke sisi momentum lebih tajam sedikit, karena bisnis yang sepertinya sustain bisa tetiba ambruk karena perubahan market yang begitu drastis. Maka yang paling penting adalah kecepatan adaptasi pola bisnis.

Terdapat sebuah hadits,

لا تقوم الساعة حتّى تظهر الفتن، ويكثر الكذب، وتتقارب الأسواق

Tak akan terjadi kiamat sampai muncul banyak fitnah, banyak kebohongan, dan pasar menjadi berdekatan (HR Ahmad 10724, shahih).

Para ulama memaknai ‘pasar menjadi berdekatan’ ini dengan tiga pendekatan. Pertama, berdekatan tempat sehingga jarak antar pasar berdekatan. Kedua, berdekatan waktu sehingga setiap hari ada pasar. Ketiga, cepatnya informasi, transaksi, distribusi dan pengiriman barang.

Rasanya model bisnis cloud kitchen seakan menjadi deskripsi dari pendekatan yang ketiga, cepatnya informasi, transaksi, distribusi dan pengiriman barang. Maka benar bahwa semakin akhir zaman, semakin dibentangkan gemerlap dunia sehingga banyak yang lupa akhirat.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *