Aqidah,  Tazkiyah

Orang Paling Buruk Kedudukannya Di Hari Kiamat

Satu di antara orang yang paling buruk kedudukannya di akhirat adalah orang yang dihindari manusia karena keburukan akhlaknya. Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda,

إن شر الناس منزلة عند الله يوم القيامة من ودعه 

أو تركه الناس اتقاء فحشه

“Sesungguhnya manusia yang paling buruk kedudukannya di sisi Allah pada Hari Kiamat, adalah orang yang dihindari oleh manusia karena takut kejelekannya.” (HR. Muslim 4693).

Bisa jadi orang seperti ini ketika di dunia ia justru berbangga dengan keburukan akhlaknya, ia merasa disegani dan ditakuti, ia merasa menang, padahal ia dihindari orang lain karena mulutnya yang tajam, sikapnya yang begitu kasar dan arogan, selalu menganggap orang lain lebih rendah sehingga orang malas berurusan dengannya. Maka ia tak hanya buruk di depan manusia di dunia melainkan juga buruk keduduknnya di sisi Allah di akhirat.

Sudah selayaknya seorang mukmin memberi perhatian lebih terhadap akhlak mulia, karena ini bentuk ibadah yang hampir meliputi seluruh waktu kita, mayoritas waktu kita adalah untuk berinteraksi dengan sesama, istri, anak-anak, saudara, teman, dan seterusnya. 

Semakin mulia akhlak seorang mukmin, maka semakin tinggi pula derajat surganya. Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda,

إن من أحبكم إلي وأقربكم مئی مجلسا يوم القيامة أحاسنكم أخلاقا

“Sesungguhnya yang paling aku cintai di antara kalian dan yang paling dekat majelisnya denganku pada Hari Kiamat, adalah yang paling mulia akhlaknya.”(HR. Tirmizi 1941, Al Albani : hasan).

Begitu pentingnya posisi akhlak mulia sampai-sampai Allah Ta’ala secara khusus memuji akhlak Nabi, bahkan dengan sumpah. Allah berfirman,

نٓ ۚ وَٱلْقَلَمِ وَمَا يَسْطُرُونَ. مَآ أَنتَ بِنِعْمَةِ رَبِّكَ بِمَجْنُونٍ.

 وَإِنَّ لَكَ لَأَجْرًا غَيْرَ مَمْنُونٍ.  وَإِنَّكَ لَعَلَىٰ خُلُقٍ عَظِيمٍ.  فَسَتُبْصِرُ وَيُبْصِرُونَ.

“Nun. Demi pena dan apa yang mereka tuliskan, dengan karunia Tuhanmu engkau (Muhammad) bukanlah orang gila, Dan sesungguhnya bagi kamu benar-benar pahala yang besar yang tidak putus-putusnya. Dan sesungguhnya engkau benar-benar berbudi (berakhlak) pekerti yang luhur.” (QS. Al Qalam : 1-4).

Ayat ini menjelaskan begitu tingginya kedudukan akhlak di mata Islam, pun juga sebagai isyarat kepada kita agar mencontoh beliau shallallahu’alaihi wasallam dalam berakhlak mulia.

Jika seorang mampu berakhlak mulia sedemikian hingga tercermin dalam setiap muamalahnya, maka seakan ia menghabiskan kesehariannya untuk mendulang pahala. Mari perbanyak doa yang diajarkan Nabi, 

الله أحسنت خلقي، فأحسن لقي

“Ya Allah, sebagaimana Engkau telah memperbagus rupa fisikku, mak perbagus pulalah akhlakku.“(HR. Ahmad 24392).

Begitu juga dalam shalat, Nabi berdoa dengan salah satu doa iftitah,

اللهم اهدني لأحسن الأعمال وأحسن الأخلاق لا يهدي لأحسنها 

إلا أنت وقني سيئ الأعمال وسيئ الأخلاق لا يقي سيئها إلا أنت

“Ya Allah, tunjukilah aku amal dan akhlak yang terbaik. Tidak ada yang dapat menunjukkanku kepadanya kecuali Engkau. Jauhkanlah aku dari amal yang buruk dan akhlak yang buruk. Sungguh tidak ada yang dapat menjauhkanku dari keburukannya kecuali Engkau.”(HR. Nasai 896, dan Ad-Daraquthni (1/298), al-Albani dalam Sahih an-Nasai 896).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *