Fikih,  Tazkiyah

Satu Di Antara Membaca Quran Yang Mulai Ditinggalkan

Dulu Abdullah Al Umari, sahabat Imam Malik pernah berkirim surat kepada Imam Malik dan mengatakan agar Imam Malik jangan di masjid terus, hendaknya beliau sesekali berkhalwat di tempat sepi. Maka Imam Malik menjawab yang kurang lebih maknanya “Sesungguhnya Allah membagi amalan sebagaimana membagi rizqi”. 

Begitulah setiap orang memiliki amalan tertentu yang paling dominan karena itu bagian dari rizqi. Sebagaimana Ibnu Mas’ud dulu dominan di tilawah dan tadabbur Quran. Bahkan diriwayatkan pula dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa beliau memerintahkan kepada Abdullah bin Mas’ud Radhiyallahu ‘anhu untuk membacakan kepadanya Al-Qur’an. Ia berkata kepada beliau. “Wahai Rasulullah, apakah aku akan membacakan Al-Qur’an di hadapanmu sedangkan Al-Qur’an ini diturunkan kepadamu?” Beliau menjawab : “Saya senang mendengarkannya dari orang lain”

Membaca quran adalah ibadah yang begitu agung. Karena dia adalah ibadah maka secara asal haruslah dengan tatacara sebagaimana Rasulullah contohkan kepada para sahabat. Ketika orang berkumpul dan membaca Quran bersama-sama dalam satu suara sedangkan tidak dalam rangka pengajaran, maka cara ini tak pernah dicontohkan Nabi kepada para sahabat. Akan tetapi mereka membacanya sendiri-sendiri atau salah seorang membaca dan yang lainnya mendengarkan maka inilah yang dicontohkan Nabi. Allah berfirman dalam surat Al A’raf 204,

وَإِذَا قُرِئَ ٱلْقُرْءَانُ فَٱسْتَمِعُوا۟ لَهُۥ وَأَنصِتُوا۟ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ

“Dan apabila dibacakan Al Quran, maka dengarkanlah baik-baik, dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahmat”.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *