Aqidah,  Tazkiyah

Rindu Bertemu Allah

Ada dua kondisi manusia ketika mendengar perihal kematian. Yang pertama, mereka takut, enggan dan berangan-angan ingin terus hidup di dunia. Inilah kondisi orang-orang kafir, fasiq, dan ahli maksiat. Yang kedua, mereka yakin kematian akan datang, mereka rindu dengan Allah sehingga mereka fokus mempersiapkan bekal kematiannya dengan beramal shalih.

Ingatlah kaidah,

الجزاء من جنس العمل 

bahwa balasan itu sesuai dengan perbuatan. Sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam,

مَنْ أَحَبَّ لِقَاءَ اللَّهِ أَحَبَّ اللَّهُ لِقَاءَهُ، وَمَنْ كَرِهَ لِقَاءَ اللَّهِ كَرِهَ اللَّهُ لِقَاءَهُ

“Barangsiapa mencintai perjumpaan dengan Allah, Allah juga mencintai perjumpaan dengannya. (Sebaliknya), barangsiapa yang membenci perjumpaan dengan Allah, Allah pun membenci perjumpaan dengannya.”

Maka jika benar cinta dan rindu Allah, segeralah  beramal, jaga kemurnian tauhidnya dan jangan campurkan dengan kesyirikan sedikitpun. Sebagaimana firman Allah dalam penutup surat Al Kahfi,

فَمَن كَانَ يَرْجُوا۟ لِقَآءَ رَبِّهِۦ فَلْيَعْمَلْ عَمَلًا صَٰلِحًا 

وَلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِۦٓ أَحَدًۢا

“Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya”.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *