Aqidah,  Tazkiyah

Diseret Karena Tak Enakan

Dulu kaum Yahudi dilaknat dan divonis masuk neraka oleh Allah ketika mengubah syariat Allah karena tak enakan, mereka mendahulukan syahwat pesanan para penguasa sampai membunuh para nabi. Maka setelah mendeskripsikan keburukan mereka Allah berfirman,

بَل لَّعَنَهُمُ ٱللَّهُ بِكُفْرِهِمْ فَقَلِيلًا مَّا يُؤْمِنُونَ

“Tetapi sebenarnya Allah telah mengutuk mereka karena keingkaran mereka; maka sedikit sekali mereka yang beriman.” (QS. Al Baqarah : 88)

Sebagian muslim masa kini juga banyak yang secara tak sadar terseret ke neraka karena tak enakan. Mereka akhirnya ikut berjudi, berikhtilat dengan teman lelaki, meminum khamr hanya karena tak enakan kemudian nyaman dengan maksiatnya dan tenggelam di dalamnya.

Di sisi lain ada pula yang diseret masuk surga juga karena tak enakan. Rasulullah bersabda,

لَقَدْ عَجِبَ رَبُّنَا عَزَّ وَجَلَّ مِنْ قَوْمٍ يُقَادُونَ إِلَى الْجَنَّةِ فِى السَّلاَسِلِ. 
رواه أحمد وأبو داود

“Sungguh Allah heran dengan orang-orang yang diseret masuk ke surga dengan belenggu rantai.” (HR. Ahmad ; Abu Dawud)

Ibnul Jauzi rahimahullah berkata,

قال بن الجوزي معناه أنهم أسروا وقيدوا فلما عرفوا صحة 

الإسلام دخلوا طوعا فدخلوا الجنة فكان الإكراه على الأسر 

والتقييد هو السببالأول وكأنه أطلق على الإكراه التسلسل ولما كان 

هو السبب في دخول الجنة

“Makna hadits ini yaitu ketika orang kafir awalnya tertawan, lalu mereka masuk Islam karena tahu kebenaran Islam, karena menemukan ketenangan di dalamnya dan akhirnya mereka masuk surga. …”

Dalam kondisi masa kini, sering kejadian kita tak enakan dengan teman atau keluarga akhirnya terpaksa ikut shalat, terpaksa ikut menyimak kajian, sampai akhirnya nyaman, ketagihan, menemukan ketenangan lalu istiqamah hingga akhir hayatnya. 

Inilah orang yang diseret dalam keberuntungan yang tak ada duanya, mereka diseret ke surga karena awalnya tak enakan. Setiap manusia pasti memiliki kecenderungan rasa tak enakan, maka cara terbaik untuk selamat, pastikan circle kita adalah circle yang bisa menyeret kita menuju surga, bukan malah sebaliknya. Allahul musta’an.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *