Apakah Najis Serigala Sama Dengan Anjing?
Tentang keharaman akan dagingnya kita sepakat bahwa daging serigala haram karena ia termasuk hewan buas. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda,
كُلُّ ذِي نَابٍ مِنْ السِّبَاعِ فَأَكْلُهُ حَرَامٌ
“Setiap binatang buas yang bertaring, maka memakannya adalah haram.” (HR. Muslim 1933)
Dari Abi Tsa’labah, beliau berkata,
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – نَهَى عَنْ أَكْلِ كُلِّ ذِى نَابٍ
مِنَ السِّبَاعِ .
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang memakan setiap hewan buas yang bertaring.” (HR. Bukhari 5530 dan Muslim 1932)
Namun bagaimana dengan najisnya. Apakah ia disamakan dengan anjing atau tidak. Dalam Mughni Muhtaj (1/226) disebutkan,
الْحَيَوَانُ كُلُّهُ طَاهِرٌ لِمَا مَرَّ إلَّا مَا اسْتَثْنَاهُ الشَّارِعُ أَيْضًا
“Setiap hewan adalah suci melainkan apa yang didatangkan syariat akan kenajisannya (anjing dan babi serta keturunannya).”
Berkenaan dengan kategori serigala (الذئب) dan rubah(الثعلب), sekalipun satu genus namun serigala tidak termasuk di dalam golongan anjing (الكلب) dan keturunannya sebagaimana dinyatakan oleh Dar Ifta Misriah,
الكلب هو: الحيوان المعروف النباح، فكل ما نبح وإن صغر
حجمه (الكلب الرومي) أو كبر حجمه، وتغير شكله من أنواع
ذلك الحيوان فهو كلب، وإن ضعف نباحه، وأمَّا ما لا ينبح
وإن أشبه الكلب تماما (الذئب-الثعلب) فليس بكلب،
ولا يشاركه نفس الأحكام
“Anjing merupakan hewan yang menyalak, Bagi tiap hewan yang menyalak ada yang kecil seperti (anjing Griffon Lulu) atau besar. Dan jika golongan anjing ini berubah akan rupanya (karena persilangan dan sebagainya) maka ia tetap dari kategori anjing. Dan hewan yang tidak menyalak, sekalipun bentuknya seperti anjing (seperti Serigala dan Rubah) maka ia bukanlah kategori Anjing dan ketentuan hukumnya juga berbeda.”
Maka dari dalil dan pandangan para ulama, jumhur pendapat menyimpulkan bahwa hukum serigala dan rubah tidak sama seperti hukum anjing serta keturunannya. Karena tidak ada dalil khusus yang menyatakan serigala dan rubah itu najis sebagaimana anjing.
Sedemikian hingga najis dan bangkai serigala dan rubah ini tergolong di dalam Najis Mutawassithah dan membersihkannya tidak perlu menggunakan pasir seperti pada najis mughalladhah (najis berat). Allahul musta’an.