Tazkiyah

Yang Dicari Semua Orang : Bahagia

Ada satu hal yang dicari oleh semua orang, sebagai fitrah manusia. Laki perempuan, tua muda, muslim kafir, orang baik orang jahat, semua mencari ini.

Apa itu? Bahagia. Semua ingin bahagia, dengan cara masing-masing.

Sebagian mengira bahagia didapat dengan traveling. Melancong ke berbagai negara, timur dan barat. Namun ternyata, dia belum bahagia.

Sebagian lagi mengira bahagia didapat dengan banyak anak banyak harta. Namun setelah berjuang, alih-alih bahagia didapat, justru makin sibuk, pusing, dan lalai dari perintah Allah.

Sebagaimana dalam firman Allah, “Bermegah-megahan telah melalaikan kamu, sampai kamu masuk ke dalam kubur”.

 (QS At Takatsur 1-2)

Sebagian lagi mengira bahagia didapat dengan maksiat, namun justru hatinya menjadi sempit.

وَمَنْ اَعْرَضَ عَنْ ذِكْرِيْ فَاِنَّ لَهٗ مَعِيْشَةً ضَنْكًا وَّنَحْشُرُهٗ يَوْمَ الْقِيٰمَةِ اَعْمٰى

“Dan barang siapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sungguh, dia akan menjalani kehidupan yang sempit, dan Kami akan mengumpulkannya pada hari Kiamat dalam keadaan buta”.

(QS Thoha : 124)

Sebagian lagi malah tidak tahu cara mendapatkan bahagia. Padahal demi Allah bahagia itu nyata.

Sungguh bahagia itu surga dunia, surga yang dikenal para salafus shalih. Yang diraih dengan tauhid.

Inilah sebab ketentraman hati, karena seseorang menggantungkan hatinya hanya kepada Allah. Dia yang menjamin!

اَلَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَلَمْ يَلْبِسُوْٓا اِيْمَانَهُمْ بِظُلْمٍ اُولٰۤىِٕكَ لَهُمُ الْاَمْنُ وَهُمْ مُّهْتَدُوْنَ

Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan syirik, mereka itulah orang-orang yang mendapat rasa aman dan mereka mendapat petunjuk.

(QS Al An’am : 82)

Seseorang bisa saja senang, namun kesenangannya semu, karena bukan itu yang dicari. Dia tidak akan bahagia seperti orang yang bertauhid.

Barang siapa mengerjakan kebajikan, laki-laki / perempuan dalam keadaan beriman, maka pasti akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan akan Kami beri balasan dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.

(QS An Nahl : 97)

Ingat 2 syarat amal shalih, sesuai tuntunan Rasulullah dan ikhlas. Ikhlas berarti semata-mata karena Allah, bukan karena dunia, bukan riya’ bukan sum’ah. 

Maka ketika Allah yang akan memperbaiki hidupnya, siapa yang mampu mengacaukannya? 

… Barang siapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan membukakan jalan keluar baginya, dan Dia memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya. Dan barang siapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan-Nya. Sungguh, Allah telah mengadakan ketentuan bagi setiap sesuatu.

(QS. At Thalaq : 2-3)

Jaminan dari Allah, orang yang bertaqwa akan menemukan jalan keluar dari kesempitan hidup.

Barangsiapa yang niatnya untuk menggapai akhirat, maka Allah akan memberikan kecukupan dalam hatinya, Dia akan menyatukan keinginannya yang tercerai berai, dunia pun akan dia peroleh dan tunduk hina padanya. Barangsiapa yang niatnya hanya untuk menggapai dunia, maka Allah akan menjadikan dia tidak pernah merasa cukup, akan mencerai beraikan keinginannya, dunia pun tidak dia peroleh kecuali yang telah ditetapkan baginya.” (HR. Tirmidzi no 2465)

Mari intropeksi diri? Jangan-jangan kita salah niat, sehingga selalu gelisah, merasa fakir dan terus fakir, merasa kurang dan terus kurang. Terlalu duniawi, lupa keihklasan lupa tauhid, lupa Allah.

Maka kunci bahagia adalah menggantungkan hati hanya kepada Allah, kemudian bersemangat mengerjakan ketaatan, dengan ikhlas dan taqwa.

Kita taat hanya karena Allah, dan meninggalkan maksiat hanya karena Allah. 

Itulah kunci bahagia, sebuah pesan syekh Ruhaily hafidzahullah yang disarikan kembali, yang terus dan harus selalu diingat. Sampai tugas kita selesai, sampai bertemu dengan pintu yang dinanti semua orang, pintu jannah.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *